Selasa, 05 Maret 2013

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN TERNAK BABI MENJADI ENERGI BIOGAS



Pendahuluan
Biogas adalah gas produk akhir pecernaan atau degradasi anaerobik bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerobik dalam lingkungan bebas oksigen atau udara. Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol) dan karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2 dan H2S.
Penggunaan limbah sebagai bahan baku biogas memerlukan metode pengumpulan, penyiapan, penanganan dan penyimpanan yang memadai. Pemilihan metode didasarkan pada sifat dan jumlah bahan baku yang bervariasi. Sifat alami bahan baku adalah padatan, semi padatan atau cairan. Sejalan dengan itu sistem penanganannya harus sesuai dengan kondisi setempat


Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi Biogas
1.  Kondisi anaerob atau kedap udara.
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme anaerob. Karena itu, instalasi pengolah biogas harus kedap udara (keadaan anaerob).
2.  Bahan baku isian.
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa dapur dan sampah organik. Bahan baku isian ini harus terhindar dari bahan baku anorganik seperti pasir, batu, plastik dan beling. Bahan isian ini harus mengandung berat kering sekitar 7-9 %. Keadaan ini dapat dicapai dengan melakukan pengenceran menggunakan air 1:1-2 (bahan baku: air).
3.  Imbangan C/N.
Imbangan Carbon (C) dan Nitrogen (N) yang terkandung dalam bahan organic sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Imbangan C/N yang optimum bagi mikroorganisme perombak adalah 25-30.
4.  Derajat keasaman (pH).
Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme. Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan mikroorganisme adalah 6,8-7,8. Pada tahap awal fermentasi bahan organik akan terbentuk asam (asam organik) yang akan menurunkan pH. Mencegah terjadinya penurunan pH dapat dilakukan dengan menambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau kapur (CaCO3).
5. Temperatur.
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang mendadak didalam instalasi pengolah biogas. Upaya praktis untuk menstabilkan temperatur adalah dengan menempatkan instalasi biogas didalam tanah.

Biogas dari Kotoran ternak babi
Jika mendengar mengenai kotoran babi, mungkin sebagian dari kita akan merasa jijik. Namun, kotoran yang sudah terbuang tersebut ternyata memiliki manfaat apabila diolah dengan baik. Proses pembuatan biogas dari kotoran babi dilakukan karena melihat keadaan lingkungan yang tercemar akibat kotoran tersebut.
Sebagian besar peternakan pada umumnya menghasilkan limbah dengan volume tinggi. Pembuangan limbah ini bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, hal ini  merupakan masalah besar. Tetapi dengan menggunakan teknologi fermentasi biogas, limbah-limbah  ini dapat diubah menjadi gas yang mudah terbakar (sampai 65 persen metana) dan pupuk berharga. Biogas yang dihasilkan dapat dijadikan substitusi untuk bahan bakar gas cair (LPG), dikonversi ke listrik atau digunakan secara langsung untuk pemanasan pembibitan babi, air panas, kompor atau pencahayaan. peternakan juga mampu menghemat biaya energi mereka biasanya akan dikenakan saat membuang sampah dengan metode konvensional.
Chiang Mai University (CMU) telah melakukan penelitian tentang biogas teknologi untuk peternakan babi baik besar dan kecil selama lebih dari 10 tahun dan baru-baru ini mendirikan Biogas Teknologi Centre (BTC) dengan mandat untuk menyebarluaskan teknologi ini untuk peternakan babi nasional. Keberhasilan dengan peternakan babi di daerah Chiang Mai, memanfaatkan Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) pendanaan dan beberapa keahlian Jerman, Kantor Kebijakan Energi Nasional (Nepo) telah membuat keuangan tersedia di bawah Dana Promosi Konservasi Energi (ENCON Fund) untuk BTC untuk teknologi ini akan disebarluaskan ke peternakan babi di daerah lain. Ratchburi Provinsi adalah salah satu seperti Bangkok daerah di mana ada beberapa konsentrasi peternakan babi karena kedekatannya dengan Bangkok utama pasar.

Pembuatan Biogas

Biogas ini dapat diperoleh dari bahan organik melalui proses "kerja sama" dari tiga kelompok mikroorganisme anaerob, yaitu :
1.      kelompok mikroorganisme yang dapat menghidrolisis polimer-polimer organik dan sejumlah lipid menjadi monosakarida, asam-asam lemak, asam-asam amino, dan senyawa kimia sejenisnya.
2.      kelompok mikroorganisme yang mampu memfermentasi produk yang dihasilkan kelompok mikroorganisme pertama menjadi asam-asam organik sederhana seperti asam asetat. Oleh karena itu, mikroorganisme ini dikenal pula sebagai mikroorganisme penghasil asam (acidogen).
3.      kelompok mikroorganisme yang mengubah hidrogen dan asam asetat hasil pembentukan acidogen menjadi gas metan dan karbondioksida. Mikroorganisme penghasil gas metan ini hanya bekerja dalam kondisi anaerob dan dikenal dengan nama metanogen. Salah satu mikroorganisme penting dalam kelompok metanogen ini adalah mikroorganisme yang mampu memanfaatkan (utilized) hidrogen dan asam asetat.

Proses pembuatan biogas dapat dilakukan secara sederhana, dengan menggunakan instalasi yang disebut dengan digester, yaitu suatu bak penampungan yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu bak tempat pencampuran kotoran babi dengan air, bak tempat terjadinya proses dekomposisi kotoran babi menjadi biogas oleh mikroorganisme, dan yang terakhir adalah bak penampungan kotoran sapi sisa perombakan. Berdasarkan informasi yang didapat, digester yang digunakan terbuat dari semen yang dibuat kolam.
  
Cara pembuatan Biogas dari kotoran ternak babi
  • Buat campuran kotoran ternak babi dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas).
  • Masukkan bahan biogas ke dalam digester melalui lubang pengisian (inlet) hingga bahan yang dimasukkan ke digester ada sedikit yang keluar melalui lubang pengeluaran (outlet), selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam digester.
  • Setelah kurang lebih 8 hari biogas yang terbentuk di dalam digester sudah cukup banyak. Pada sistem pengolahan biogas yang menggunakan bahan plastik, penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
  • Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak kira-kira 10% dari volume digester. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge secara otomatis akan keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kandang/pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.


  
Perbandingan Biogas dengan Bahan Bakar lain

Biogas yang dihasilkan dari kototan babi dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan, dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah karena dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG), sehingga memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber energi penggerak generator listrik.
Cara penggunaannya tidaklah terlalu sulit, pipa yang mengalirkan biogas dapat langsung disambungkan ke kompor. dan api yang dihasilkan sebanding dengan api yang dihasilkan dari gas elpiji dan menghasilkan api yang berwarna biru. Namun, permasalahan yang ada hingga saat ini belum ada penemuan tempat yang dapat dijadikan sebagai penampung biogas kotoran babi yang aman dan portable seperti halnya gas elpiji. Biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik, sedangkan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Kotoran dari 2 ekor ternak sapi atau 6 ekor ternak babi dapat menghasilkan kurang lebih 2 m3 biogas per hari. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain:
1 m3 biogas 0,46 kg LPG 0,62 liter minyak tanah 3,5 kg kayu bakar
Biogas dari limbah babi ini bisa disalurkan ke rumah warga sebagai pengganti gas elpiji, yang dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kompor gas serta lampu petromaks. Biogas ini oleh masyarakat sekita dipakai untuk memasak, penerangan dan pemanas babi.  dengan adanya metode ini pencemaran lingkungan dapat berkurang.
           Dengan kekayaan dan keragaman sumber daya hayati yang ada di Indonesia, pemanfaatan bioenergi merupakan pilhan yang tepat dalam rangka penyediaan energi yang terbarukan, murah, dan ramah lingkungan. Biogas salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati. Sumber bahan untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas; dapat juga berasal dari sampah organik.
Komponen biogas:
CH4 (metana) ± 60 %
CO2 (karbon dioksida) ± 38 %
(N2, O2, H2, & H2S) ± 2 %

5 komentar:

  1. saya seorang kristiani yang tertarik akan tulisan ini, dan ingin membuat biogas karena di sekitar gereja kami banyak peternak babi yang 100 % adalah umat kristiani. untuk itu saya mohon dibantu untuk membuat biogas terlebih untuk ukuran digester agar hasilnya maksimal. yang nantinyadapat membantu saudara kita peternak babi yang ada di sekitar gereja kami.

    BalasHapus
  2. Slamat sore.saya ingin membuat usaha peternakan babi di daerah soe kab.TTS Ntt...apakah saya bisa dapat pendampingan secara teknis cara pembuatan kandang dan pengolahan limbah untuk biogas...makasih sblmnya

    BalasHapus
  3. Saya minta bantuan cara membuat biogas dari kotoran babi tksh

    BalasHapus
  4. Minta tolong bantu saya dulu dalam pembuatan biogas yang dari kotoran babi. Tksh

    BalasHapus
  5. Saya minta tolong dan ingin kerjanya kepada saudara untuk pembuatan biogas tersebut di tempat saya

    BalasHapus